Senin, 12 Desember 2011

CERPEN

Cerpen Mengenai Kisah Hidup Diri Sendiri Dan Percintaan
Oleh :
HARYANI DINA (A1D1 08 018)


1. HIDUP YANG  TAK TERLUPAKAN

Subuh itu ketika menandakan panggilan dari Allah yaitu dengan dibunyikannya adzan dari mesjid, aku cepat-cepat bangun. Setelah sadar, aku lansung mengambil air wudhu dengan tujuan untuk menunaikan shalat subuh. Aku lebih memilih shalat dalam kamar dibanding dengan shalat di mesjid, padahal letak kamarku dengan mesjid sangat dekat. Aku memilih demikian karena setiap subuh bagi kaum perempuan sangat jarang shalat di mesjid. Akupun beranggapan bahwa shalat di kamar dan di mesjid sama saja, tergantung niatnya yang dikembalikan pada diri masing-masing. Selesai menunaikan shalat subuh, aku sedikit membaca buku dengan mengulang pelajaran-pelajaran yang diberikan oleh dosen dari kampus. Kebiasaan ini sangat rutin aku lakukan karena tujuan pada dasarnya adalah aku ingin menjadi orang pintar dan berguna dimasa yang akan datang. Aku tidak ingin ketinggalan dengan teman-teman yang sudah banyak pengetahuannya. Untuk itu, aku selalu meluangkan waktu untuk belajar. Ketika sudah pagi, aku langsung mandi kemudian sarapan pagi dan berpakaian rapi serta bergegas untuk pergi ke kampus. Aku biasa pergi di kampus jam 7.40. Setiap pergi di kampus aku selalu jalan kaki. Aku memilih jalan kaki karena letak kampus dengan rumah kosku sangat dekat. Selain itu, aku lebih senang kalau ada teman-teman yang menemani pergi di kampus, apalagi teman-teman yang masih dalam satu ruangan.
Ketika aku dan teman-teman sudah berada di kampus, kami lansung menuju di ruangan belajar. Walaupun sudah berada di ruangan denga tujuan untuk menerima pelajaran, kamipun selalu menunggu kedatangan dosen dengan sabar. Aku tidak pernah mengeluh misalnya ada informasi dari ketua tingkat kalau ada dosen yang berhalangan masuk. Akupun sadar bahwa waktu kosong seperti itu lebih baik diisi dengan kegiatan lain seperti belajar sendiri. Begitupun dengan teman-teman yang memanfaatkan waktunya untuk hal-hal yang positif.
Aku dan teman-teman saling memperhatikan satu sama lain. Misalnya kalau ada teman yang mendapat masalah, kami saling membantu. Hal-hal apa saj a yang terjadi pada diri teman-teman termasuk aku, kami selalu kompak. Aku juga sering bercanda ria dengan teman-teman kalau sudah suntuk dalam ruangan. Meskipun berbeda suku dengan teman-teman, tetapi aku selalu menghargai dan menganggap bahwa mereka adalah semua keluarga. Aku orang sabar, meskipun ada hal-hal atau perkataan dari teman dekat yang mengkata-katai dengan bahasa-bahasa kasar. Aku selalu menghadapi masalah itu dengan hati yang bersih tanpa ada rasa dendam. Kalau ada pelajaran yang tidak dimengerti, aku selalu bertanya pada teman. Hal-hal yang tidak dimengerti seperti itulah yang membuat aku mengingat kembali kegiatan yang pernah dilalui dimasa kecil.
Dimasa kecil kata ayah, aku sering menanyakan pekerjaan-pekerjaan yang ayah kerjakan. Untuk itu ayah beranggapan, bahwa diantara kami lima bersaudara, maka akulah yang rajin bertanya. Aku tidak mau ketinggalan dan selalu berusaha mencari tahu..
Aku dibesarkan dalam keluarga yang harmonis. Aku merupaka anak pertama dari lima bersaudara. Kata ayah, aku adalah titik tumpuan dari semua adik-adikku. Ayah selalu mendidik aku dengan pendidikan yang berguna dan selalu untuk taat pada orang tua. Walaupun ayahku sudah tua, tetapi ia tidak menonjolkan kelemahan-kelemahannya di depan kami. Ayah telah bekerja sebagai seorang guru dan ibu sebagai ibu rumah tangga. Disetiap harinya ayahku selalu pergi di sekolah untuk menjalankan rutinitas yang sudah diamanahkan yaitu sebagai tenaga pendidik. Begitupun dengan ibu yang selalu sabar dalam membesarkan aku termasuk adik-adikku.
Setelah berumur 6 tahun, aku mulai dimasukkan ke sekolah yaitu TK Dharmawanita. Pertama masuk TK, aku selalu diantar dan dijemput ayah. TK dan tempat ayah mengajar sagat dekat sekitar 50 meter. Untuk itulah aku selalu pergi bersama dengan ayah. Selesai di TK selama satu tahun, aku lanjut di SD selama 6 tahun. Selama 6 tahun aku tidak pernah tinggal kelas. Aku selalu melewati masa-masa itu dengan mulus tanpa ada tantangan apapun. Aku selalu masuk lima besar dengan mendapat peringkat ke-3 atau ke-4. Hal itulah yang selalu membuat bangga ayah pada diri aku.
Setelah tamat SD, aku lanjut di SMP selama 3 tahun. Selama 3 tahun itu banyak kesan berupa hal-hal menarik yang pernah aku lalui. Seperti ketika sudah naik di kels 2 SMP, aku telah mewakili sekolah dan mendapat peringkat ke-3 dengan mengikut cerdas-cermat se-Kabupaten Muna. Saat itu aku diamanahkan mengambil mata pelajaran biologi. Kesan seperti itulah yang membuat aku bangga pada diri sendiri. Setelah tamat, aku lanjut lagi di SMA selama 3 tahun. Di SMA tersebutlah aku mulai mengenal masa remajaku. Ketika mulai masuk kelas 1 SMA, aku memilih untuk masuk di kelas IPA. Kebetulan sekolahku hanya menetapkan dua penjurusan yaitu kelas IPA dan kelas IPS. SMA dimana aku menuntut ilmu pada saat itu merupakan SMA yang pertama dibangun di kampung yaitu letaknya di Kabupaten Muna di Kecamatan Lohia. SMA tersebut dinamakan SMA 1 Lohia. Ketika aku sudah naik kelas 3, pihak sekolah mulai memberi tahu bahwa brosur yang menawarkan untuk menerima mahasiswa yang ingin kuliah mulai berdatangan. Mendengar semua itu, akupun mulai berunding dengan orang tua untuk memilih kuliah dengan menempuh jalur bebas test. Keputusan tersebut diterima dan didukung oleh kedua orang tua.
Setelah tamat ternyata aku lulus dan langsung memilih untuk kuliah di Kendari. Aku meninggalkan kampong dan mulai belajar meninggalkan orang tua. Pertama aku berangkat rasanya sangat sedih karena sudah meninggalkan sanak saudara. Tetapi, kata ayah dan ibu aku tidak boleh cengeng karena aku sudah dewasa dan sudah mau masuk kuliah. Aku lulus di Fakultas FKIP yaitu di Jurusan Bahasa Indonesia. Pertama masuk, aku merasa kesunyian karena tidak ada teman-teman yang saya kenal dalam satu ruangan belajar. Tetapi selama beberapa bulan pembelajaran berlangsung, maka mulailah ada teman-teman yang saya kenal. Setelah kuliah, aku memilih tinggal di rumah kost. Dari situlah hingga sampai sekarang aku belajar hidup mandiri dan mulai mengenal kehidupan kampus yang sesungguhnya dari hal yang positif maupun kehal yang negatif.    



2. KISAH PERCINTAAN
ANTARA DUA INSAN ANAK MANUSIA

Cinta dapat diibaratkan seperti kupu-kupu. Makin kita kejar, maka ia makin menghindar. Tetapi bila kita biarkan ia terbang, ia akan menghampirimu disaat kau tak menduganya. Cinta bisa membahagiakanku tetapi ia sering pula menyakiti, tetapi cinta itu hanya istimewa apabila aku berikan pada seseorang yang layak menerima. Aku sudah memeilih dia sebagai pilihan yang paling terbaik.
Cinta adalah sebuah kisah, yaitu kisah yang ditulis oleh setiap orang. Kisah inilah yang merefleksikan kepridadian dan perasaan seseorang terhadap suatu hubungan. Kisah pada setiap orang berasal dari terik khusus yang sudah dikenalnya, baik dari orang tua, cerita teman maupun pengalaman-pengalaman lain. Kisah ini biasanya memepengaruhi kita, tentang bagaimana kita bersikap dan bertindak dalam sebuah hubungan termasuk pada apa yang aku alami saat ini.
Di zaman yang luar biasa ini nampaknya telah mempercepat proses remajaku dalam mengenal cinta. Diusiaku yang sudah dewasa ini yaitu diusia 20 tahun, aku sudah mulai merasakan bahwa ada perasaan lain yang timbul dalam diriku terhadap si dia yang nyata-nyatanya telah berbeda jenis kelamin dengan aku. Dia memperkenalkan namanya pada aku sebagai Ifan dan aku sebagai Ain. Aku betul-betul mencintai Ifan karena aku sudah mengenalnya sejak lama. Walaupun aku berbeda usia selama 2 tahun dengan Ifan, tetapi aku tidak mempermasalahkannya dan malah aku mempercayainya bahwa usia tidak menjadi masalah. Aku selalu mencintai dia dan sekaligus menganggap sebagai kakakku yang akan selalu melindungiku.
Setelah Ifan menampakkan cinta padaku, aku mulai curiga setelah membaca gerak-geriknya bahwa ia betul-betul  suka pada diri aku. Akupun demikian dan tidak menolak dia. Setelah aku dan Ifan membuktikan cinta kami dengan mengatakan jujur satu sama lain, ternyata diantara kami berdua telah tumbuh suatu kepercayaan dan perasaan yang didasari dengan rasa sayang dan menyayangi. Ketika ada komitmen  antara aku dan Ifan, kami berjanji bahwa setiap ada masalah tidak harus disembunyikan satu sama lain, tetapi harus mencari jalan keluarnya secara bersama-sama. Hubungan percintaan antara aku dan Ifan telah didukung oleh kedua orang tua belah pihak. Orang tua Ifan telah memberikan kepercayaan  kepada aku dan menetapkan  bahwa akulah yang akan menemani Ifan untuk  selamanya sampai mengarah  kejenjang pernikahan. Orang tua aku juga telah menetapkan pilihan pada Ifan untuk menjadi teman pendamping yang akan selalu mengisi waktuku. Selama aku mengenal Ifan selama tiga tahun, ia tidak pernah menyakiti aku, misalnya menduakan dengan wanita lain. Aku mengenal Ifan sebaik orang baik yaitu selalu jujur pada  orang tua, perhatian pada sanak saudara, ramah, sabar dan sebagainya.
Usia Ifan sekarang telah beranjak 22 tahun. Sekarang ia telah disibukkan dengan pekerjaannya sendiri yaitu sebagai tenaga pengajar honorer. Akupun telah menjalani aktivitas sendiri yaitu menempuh kuliah. Walaupun aku dan Ifan disibukkan yaitu dengan aktivitas masing-masing, tetapi hubungan percintaan kami tidak kandas. Ifan masih tetap memperhatikan aku, begitupun dengan aku yang selalu memperingatkannya untuk tidak melakukan hal-hal yang negatif.
Di saat sekarang ini dimana aku telah disibukkan dengan tugas-tugas yang dibebankan dari kampus, Ifan selalu menghibur aku diwaktu aku suntuk meskipun dengan komunikasi yang jarak jauh yaitu lewat hendpon. Ifan tidak segan-segan dalam menasehati aku agar selalu memperhatikan kuliah dengan baik. Hal inilah yang membuat aku bangga pada dirinya. Meskipun sekarang atau nantinya ada seseorang yang menyukai aku, tetapi aku tidak akan pernah melupakan Ifan begitu saja karena ia sudah banyak berkorban pada diri aku.
Awalnya sebelum aku dan Ifan saling mencintai, maka diantara kami berdua terjadi atau timbul tanda-tanda jatuh cinta termasuk pada diri aku sendiri. Bila sebelumnya aku jarang mengalami masalah tidur, namun saat itu sejak bertemu dan berkenalan dengan dia ingatanku kepada dia semakin memuncak hingga mengganggu  dimasa waktu tidur. Mata sangat susah untuk dipejamkan  dan kadang tidak bisa tidur. Meskipun badan telah merebah, semua tangan dan kaki telah berada di atas kasur, namun mataku enggan untuk dipejamkan. Angan telah melayang jauh dengan memikirkan Ifan. “sedang apa gerangan dia?Apakah sama seperti diriku, mata tidak bisa dipejam?Apakah ia juga sedang memikirkan aku?”Bukan karena nyamuk mengganggu , bukan pula karena aku tidak mandi, tetapi memang karena gelisahnya hati  yang memaksa mata untuk selalu terjaga. Mataku merawang, tidak ada yang berubah di langit-langit kamar, hanya saja pikiran tidak mau diistrahatkan  karena Ifan yang sedang menyita perhatian.
Saat itu pula aku mengenal Ifan, perasaanku senantiasa berdebar-debar jika bertemu dengan ia di jalan. Seringkali aku menjadi salah  tingkah bila Ifan menghampiri. Aku menjadi semakin tidak bisa mengendalikan diri saat Ifan mengajak bicara. Hati berdebar tidak bisa disembunyikan, terbukti tangan bergetar tidak bisa ditahan. Reflek itulah yang hadir  saat aku berada di dekat dia. Ifan merupakan sosok lelaki yang saat itu membuat hati aku tertawan dan berdebar-debar tiada henti. Hingga berubah menuju lidah yang kelu, gugup dan tidak bisa aku mengendalikan diri.
Saat itu aku mulai jatuh hati , keinginan untuk selalu mencari tahu kabar Ifan semakin menggebu-gebu. Aku menjadi orang yang paling tekun mengikuti berita dan kabar tentang dia, hingga semua orang yang dekat dengannya aku tanya. Bagi aku ini adalah hal yang biasa, karena seorang kekasih akan selalu mengikuti kabar kekasihnya.
Di suatu hari hati aku merasa resah dan gelisah bila Ifan tidak kelihatan. Sebaliknya bila Ifan terlihat oleh mata, aku selalu mengalami perasaan yang luar biasa hebat. Aku selalu merasa cemburu bila Ifan berbicara  dan melayani pembicaran orang lain sekalipun kawan-kawannya. Aku akan menjadi  sangat cemburu misalnya Ifan dekat dengan seorang perempuan lain. Bila aku tidak disibukkan oleh sesuatu, maka aku selalu termenung. Pikiran jauh melayang dan pancaindra seolah-olah tertutup untuk menyadari hal-hal yang berlaku di sekeliling, ketika aku memikirkan dia. Di mata aku selalu terbayang-bayang wajah Ifan dengan membayangkan bahwa aku akan menjadi pendamping untuk selamanya dan selalu berada di sampingnya. Semuanya itu merupakan bagian dari resiko jatuh cinta. Aku mengalami kerinduan yang teramat sangat pada dia. Setiap saat mengingat Ifan bagaikan selalu terdengar suara sayup-sayup di telinga. Apapun yang dipandang telah mengingatkan aku pada Ifan. Aku ingin berjumpa dan selalu menginginkan untuk melihat wajahnya. Apalagi bila Ifan pernah memberikan hadiah-hadiah kepada aku. Tentu saja barang-barang hadiah tersebut selalu membuat aku ingat  dan rindu kepadanya.
Begitupun dengan Ifan terhadap aku, sekalipun pulsa telepon mahal , dia tetap sanggup dalam menghabiskan waktu berjam-jam , sehingga habislah waktu tidur untuk hanya ngobrol dan bercanda dengan aku. Dia tidak peduli dengan harga pulsa , yang penting bisa mendengarkan suaraku untuk melepaskan rindu. Lagi pula aku baru terlelap tidur setelah mendengar suara Ifan.
Dengan tanda-tanda cinta tersebut membuat aku dan Ifan semakin percaya dan menjalaninya dengan kokoh tanpa mengharapkan kegoyahan diantara kami berdua. Ifan pun menyatakan cinta padaku dan dengan kata-katanya telah menjadi pendorong semangat untuk dijalani bersama. Dengan percintaan yang aku bangun bersama Ifan, maka aku dapat menyimpulkan bahwa seseorang yang sudah mengenal cinta bukanlah sesuatu yang kotor, karena kekotoran dan kesunyian tergantung dari bingkainya. Ada bingkai yang suci dan halal dan ada bingkai yang kotor dan haram. Bila bingkainya sesuai syariat dan dilandasi dengan ketulusan, maka cinta itu halal. Namun, bila bingkainya pacaran, perselingkuhan, dan perzinahan maka cinta itu terlarang. Cinta mengandung segala makna kasih sayang, keharmonisan, dan kerinduan. Disamping mengandung persiapan untuk menempuh kehidupan dikala suka dan duka. Rasa jatuh cinta sukar digambarkan maupun diucapkan dengan kata-kata. Siapa yang jatuh cinta akan senantiasa diusik perasaan. Semuanya menjadi indah dan membahagiakan. Namun, seseorang yang mengalami cinta seperti bermain api. Jika tahu bagaimana cara mengendalikannya maka kita akan selamat. Jika tidak, maka kita akan terbakar hangus dan merana. Karena itu kita harus kokohkan rasa jatuh cinta yang kita miliki jangan sampai tergoyahkan dengan hal-hal lain.  
      















Tidak ada komentar:

Posting Komentar