Senin, 12 Desember 2011

JENIS-JENIS PARAGRAF

    Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama

Penjenisan paragraf berdasarkan letak kalimat utama ini berpijak pada pendapat Sirai, dan kawan-kawan (1985: 70-71) yang mengemukakan empat cara meletakan kalimat utama dalam paragraf, yaitu:
a.    Paragraf Deduktif
Paragraf dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat utama. Kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas yang berfungsi menjelaskan kalimat utama. Paragraf ini biasanya dikembangkan dengan metode berpikir deduktif, dari yang umum ke yang khusus.
b.    Paragraf Induktif
Paragraf ini dimulai dengan mengembangkan penjelasan-penjelasan atau perincian-perincian, kemudian ditutup dengan kalimat utama. Paragraf ini dikembangkan dengan metode berpikir induktif, dari hal-hal yang khusus kehal-hal yang umum
c.    Paragraf Gabungan atau Campuran
Pada paragraf ini kalimat topik ditempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf. Dalam hal ini kalimat terakhir berisi pengulangan dan penegasan kalimat pertama. Pengulangan ini dimaksudkan untuk lebih mempertegas ide pokok. Jadi, pada dasarnya paragraf campuran ini tetap memiliki satu pikiran utama, bukan dua.
d.    Paragraf tanpa kalimat utama
Paragraf ini tidak mempunyai kalimat utama, berarti kalimat utama tersebar di seluruh kalimat yang membangun paragraf tersebut. Bentuk ini biasanya digunakan dalam karangan yang berbentuk narasi atau deskripsi. (http://adegustiann.blogsome.com)

    Pola Pengembangan Paragraf
Pengembangan paragraf mencakup dua persoalan utama, yakni:
1.    Kemampuan merinci gagasan utama paragraf ke dalam gagasan-gagasan penjelas.
2.    Kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan penjelas ke dalam gagasan-gagasan penjelas.
Gagasan utama paragraf akan menjadi jelas apabila dilakukan perincian yang cermat. Perincian-perincian itu dapat dilakukan dengan bermacam pola pengembangan. Pola pengembangan yang dipakai , antara lain ditentukan oleh gagasan atau masalah yang hendak dikemukakan. Misalnya apabila gagasan yang hendak disampaikan itu berupa urutan peristiwa, maka pola pengembangan yang sebaiknya dipilih adalah pola kronologis (naratif) atau proses (eksposisi). Lai lagi apabila masalahnya itu mengenai sebab-akibat suatu kejadian, maka pola yang dipilih adalah pola kausalitas (eksposisi, argumentasi).
1.    Paragraf Narasi
Paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian sedemikian rupa sehingga pembaca seolah-olah mengalami sendiri kejadian yang diceritakan itu. Dalam paragraf narasi terdapat tiga unsur utama yaitu tokoh-tokoh. Kejadian, dan latar ruang atau waktu.
Berdasarkan materi pengembangannya, paragraf narasi terbagi dalam dua jenis, yakni:
1.    Narasi fiksi (narasi sugestif) adalah narasi yang mengisahkan peristiwa-peristiwa imajinatif. Contoh: novel dan cerpen.
2.    Narasi non fiksi (narasi ekspositori) adalah narasi yang mengisahkan peristiwa-peristiwa faktual, suatu yang ada dan benar-benar terjadi. Contohnya: biografi dan laporan perjalanan.

2.    Paragraf Deskripsi
Paragraf deskripsi adalah jenis paragraf yang menggambarkan sesuatu dengan jelas dan terperinci. Pola pengembangan paragraf deskripsi antara lain meliputi:
a.    Pola pengembangan spasial adalah pola pengembangan paragraf yang didasarkan atas ruang dan waktu.
b.    Pola sudut pandang adalah pola pengembangan paragraf yang didasarkan tempat atau posisi seorang penulis dalam melihat sesuatu. Dalam pola ini penggambaran berpatokan pada posisi atau keberadaan penulis terhadap objek yang digambarkannya.

3.    Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang memaparkan atau menerangkan suatu hal atau objek. Dari paragraf jenis ini diharpkan para pembaca dapat memahami hal atau objek itu dengan sejelas-jelasnya. Ada tiga pola pengembangan paragraf eksposisi, yakni:

a.    Pola proses
Proses merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu atau urutan dari suatu kejadian atau peristiwa. Untuk mentusun sebuah proses, langkah-langkahnya adalan sebagai berikut:
-    Penulis harus mengetahui perincian-perincian secara menyeluruh
-    Penulis harus membagi proses tersebut atas tahap-tahap kejadiannya.
-    Penulis menjelaskan tiap urutan itu ke dalam detail-detail yang tegas sehinnga pembaca dapat melihat seluruh proses dengan jelas.
b.    Pola sebab akibat
Pengembangan paragraf dapat pula dinyatakan dengan menggunakan sebab-akibat. Dalam hal ini sebab bisa bertindak sebagi gagasan utama, sedangkan akibat sebagai perincian pengembangannya. Namun demikian dapat juga terbalik. 
Persoalan sebab akibat sebenarnya sangat dekat hubungannya dengan proses. Bila disusun untuk mencari hubungan antara bagian-bagiannya, maka proses itu dapat disebut proses kausal.
c.    Pola ilustrasi
Sebuah gagasan yang terlalu umum memerlikan ilustrasi-ilustrasi konkrit. Dalam karangan eksposisi, ilustrasi-ilustrasi tersebut tidak berfungsi untuk membuktikan suatu pendapat. Ilustrasi-ilustrasi tersebut dipakai sekedar untuk menjelaskan maksud penulis. Dalam hal ini pengamatan-pengamatan pribadi merupakan bahan ilustrasi yang paling efektif dalam menjelaskan gagasan-gagasan umum tersebut.

4.    Paragraf Argumentasi

Argumentasi bermakna “alasan” yang berarti pemberian alasan yang kuat dan menyakinkan. Dengan demikian paragraf argumentasi adalah paragraf yang mengemukakan alasan, contoh, dan bukti-bukti yang kuat dan menyakinkan. Alasan-alasan, bukti dan sejenisnya digunakan penulis untuk mempengaruhi pembaca agar mereka meyetujui pendapat, sikap atau keyakinan.
Dalam beberapa hal memang terdapat persamaan antara paragraf-paragraf eksposisi yang telah kita pelajari terdahulu dengan paragraf argumentasi. Persamaan tersebut antara lain bahwa kedua jenis paragraf tersebut sama-sama memerlukan data dan fakta yang menyakinkan. Namun demikian terdapat pula perbedaan yang mencolok antar keduanya.    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar