Senin, 12 Desember 2011

WISATA

WISATA RAWA AOPA

Biasa dikenal dengan rawa aopa sebagai sentralnya telah menampilkan kehidupan yang lebih amat beragam lagi, baik dari segi fauna maupun dari segi floranya. Untuk jenis satwa bisa dikatakan sangat akrap dengan penduduk karena sudah menjadi sumber bagi penghidupan penduduk setempat. Satwa yang ada seperti berbagai jenis ikan tawar yaitu ikan lele, belut, sepat, dan lain-lain. Selain itu juga ada berbagai jenis burung air seperti pecut ular, bangau, belibis, dan lain sebagainya. Ada juga satwa dari jenis reptilia diantaranya buaya, ular hijau, ular hitam, biawak, dan lain-lain. Untuk jenis mamalia antara lain anoa, babi hutan, babi rusa, dan lain-lain.
Rawa aopa merupakan sebuah cekungan dengan tanah gambut yang merupakan tempat bermuaranya tiga buah sungai besar di Sulawesi Tenggara yakni Sungai Loea, Ladongi, dan Simbune. Selain itu, rawa gambut yang kelihatan luas merupakan daerah tangkapan air. Air rawa tersebut lalu bermuara ke Sungai Konaweeha, yang selanjutnya bermuara di Laut Banda. Sehingga sungai ini telah memasok air minum bagi penduduk Kota Kendari yang saat ini dikategorikan dalam jumlah yang cukup banyak.
Di tengah rawa gambut, ada sebuah pulau yang dinamakan Pulau Harapan II yang dilengkapi dengan sebuah pos jaga yang dapat dialihfungsikan sebagai tempat persinggahan pada saat wisata.
Di tempat itu juga terdapat sebuah jembatan besar yang menyeberangi Sungai Aopa yang berada di tengah-tengah Rawa Aopa dan menghubungkan bagian rawa sebelah timur Kecamatan Angata dengan barat, Kecamatan Puriala, dan Kabupaten Konawe Selatan dengan Konawe sebagai tempat persinggahan pengunjung sekaligus dapat menikmati keindahan panorama alam.
Selai itu juga pengunjung biasa dapat mengunjungi pusat informasi untuk memperoleh informasi tentang apa itu Rawa Aopa dan informasi lain yang dapat ditanyakan langsung di Sekretariat Asosiasi Kerukunan Masyarakat Pelestari Rawa. Kesekretariatan ini juga bisa berfungsi sebagai pusat informasi. Untuk memanjakan pengunjung dalam kesekretariatan tersebut juga terdapat unit usaha kecil-kecilan berupa penjualan makanan/minuman
Kegiatan wisata lainnya yang dapat dilakukan di Rawa Aopa adalah sekedar rekreasi, mengamati berbagai jenis burung, mengamati tumbuhan rawa, penelitian, dan bisa juga dilakukan perkemahan. Fasilitas lainnya yang tersedia bagi pengunjung yaitu jalan, jembatan, dan alat transportasi air berupa perahu baik yang bermesin maupun yang menggunakan perahu dayung.
Tetapi, jika bertolak dari semua keindahan tersebut yang mulai dari fasilitas, kondisi lingkungan dan sebagainya untuk sekarang telah mengalami perubahan drastis. Pengunjung sudah tidak lagi menemukan keindahan seperti dulu-dulunya. Kesemuanya itu  diakibatkan oleh kondisi alam sendiri dan bahkan ulah manusia yang tidak bertanggung jawab.
Kita bisa bayangkan saja bahwa dulunya untuk sampai ke Rawa Aopa yakni dari Kota Kendari – Ranomeeto – lokasi 80 km dengan menggunakan angkutan umum/bus/ damri/ bahkan carteran atau bisa juga menggunakan kendaraan pribadi. Kondisi jalan aspal mulus dengan waktu tempuh selama kurang lebih satu jam. Tetapi sebaliknya apabila di adakan kunjungan seperti untuk penelitian telah membutuhkan perjalan bahkan waktu yang lama karena kondisi jalan sudah tidak memungkinkan untuk bisa dilewati.
Kondisi Rawa Aopa dulunya telah bertopografi datar dan berair sehingga mudah untuk mendayung sebuah sampan, tetapi sekarang sangat jarang kalau menemukan tempat yang berair, kalaupun ada semuanya sudah kelihatan mengering. Yang ada dan banyak di temukan  di sekitar Rawa Aopa hanya padang ilalang yang tumbuh dengan subur dan tumbuhan paku-pakuan. Maka dari itu untuk sekarang dan kedepannya sangat dibutuhkan partisipasi dari pemerintah dan pihak-pihak yang merasa sudah tidak menikmati keindahan Rawa Aopa untuk memperbaiki keindahan rawa tersebut.  Apabila dibiarkan kerusakannya secara berlarut-larut, maka keindahan Rawa Aopa akan hilang dari benak kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar